Ngomongin kebebasan banyak yang mengartikan berbeda - beda... Mari kita bermain filosofi dari filsuf pribadi.. "Jhon Stuart Mill, dalam karyanya, On Liberty, merupakan pertama yang menyadari perbedaan antara kebebasan sebagai kebebasan bertindak dan kebebasan sebagai absennya koersi. Dalam bukunya, Two Concepts of Liberty, Isaiah Berlin secara resmi merangka perbedaan antara dua prespektif ini sebagai perbedaan antara dua konsep kebebasan yang berlawanan: kebebasan positif dan kebasan negatif. Penggunaan lain kemudian sebuah kondisi negatif di mana individu dilindungi dari tirani dan arbrituari yang dilakukan oleh otoritas". Gak usah ngomong yang ribet - ribet ya, bagi gue kebebasan ya sebatas tindakan atas kesadaran sendiri dan itu didukung. Sebenarnya sih gue gak kepikiran buat nulis beginian, tapi terlintas aja di kepala, gue mencoba menuliskan seuntai cerita tentang kebebasan dari biografi gue.
Keluarga gue merupakan keluarga yang semi bebas melakukan apa saja dan memiliki batas - batas yang wajar. Dari kecil sampe gede gue gak pernah merasa krisis kebebasan di keluarga gue, tetapi gue bisa ngerti seberapa harganya sih kebebasan. Pelajaran menuju kedewasaan pasti kalian mengerti dunia ini sebenarnya butuh ada pembatasan. Harus dibatasi!! kenapa harus begitu? manusia adalah Makhluk Allah yang paling sempurna karena memiliki akal yang utuh. Manusia merupakan khalifah di bumi dan itu di sah kan oleh Allah dan diwahyukan dengan Malaikat ke Rasulullah lalu disampaikan kepada manusia. Bukan karena akalnya dan pengakuannya di bumi, tetapi kesini - kesininya manusia melakukan apapun seenaknya. Membunuh manusia, Merusak alam, peperangan, mencemooh pemimpinnya sendiri, merendahkan rakyatnya, mencari sensasi yang sebenarnya mulai meresahkan. Ada suatu kalimat "Hukum diberdirikan hanya untuk dilanggar", otak - otak picik yang menginginkan kebebasan seutuhnya lah yang berpikir seperti itu.
Pernahkah kalian berpikir dengan hati yang tentram menolong sesama, menghargai orang satu sama lain. Apabila dunia bisa saling menjaga, dijamin deh Kebebasan Internasional itu terjadi. Pendewasaan yang sangat drastis kudapat ya semenjak kuliah. Gue jadi mengerti kenapa banyak aksi atau demonstrasi banyak dilakukan pemuda terutama mahasiswa. Pertama, Emosi mereka masih belum teratur, selalu menggebu - gebu. Kedua Idealis tinggi dan intelektual, karena tinggal dikawasan pendidikan yang menuntut harus kritis, perguruan tinggi banyak yang mempermainkan mahasiswanya, ya harus menjadi mahasiswa yang kritis untuk tidak tergilas. Walaupun ada yang berpikiran idealis tinggi yang dipasangkan dengan pikiran pendek. Maaf no offense, baru - baru ini saya mendengar seseorang mahasiswa bunuh diri dengan membakar dirinya agar dilihat masyarakat Indonesia bahwa pentingnya Hak Asasi Manusia, sungguh gak masuk di akal. Menurut gue sih demonstrasi itu merupakan upaya pemberantasan tirani dengan cara yang radikal, tetapi menurut saya Indonesia yang sudah mulai menjunjung tinggi kebebasan berekspresi, dengan cara cantik kita dapat bertindak. Ngapain kalian teriak - teriak depan istana/kantor/ whatever, yang elo demo juga lagi tidur, mandi, ngupil, dan kawan - kawan. Demo tuh keberhasilannya 0,0001 persen doang. Radikal dan Anarki bukan jawabannya. HAM di Indonesia sudah cukup baik kok walaupun penaikan hukum pengadilannya yang bobrok. Coba kalian lihat di Israel, Palestina? kalian pasti akan nangis darah!!!