Kamis, 29 Desember 2011

Musik, Black Is not Enemy, dan Finding Nadia

Musik? Menurut gue merupakan suatu anugrah dari Sang Kuasa, karena memiliki nada yang dapat dinikmati makhluknya...
          Bagi gue musik itu sebagai simbol berbagi kebahagiaan, berbagi kesedihan, dan berbagi cerita, bukan untuk popularitas, mungkin popularitas itu nilai positifnya, tetapi tujuan awal gue ya yang pertama saya sebutkan tadi. Gue gak setuju buat orang yang beranggapan musik itu haram. yaahhh mungkin ada konteks filosofi yang bisa membenarkan, tetapi filosofi gue sih dapat menghibur orang itu juga termasuk pahala atau menuliskan suatu suasana hati toh menurut gue gak ada salahnya. Pengen deh gue buat album trus minta cap halal sama MUI *just joke*
             Sejak kecil saya belajar menyanyi otodidak karena melihat nyokap dan bokap suka nyanyi karaoke old school love song yang secara tidak langsung saya ikut mendengarkan dan ikut menyaksikan *kadang tutup telinga juga :P*. Walaupun di rumah sudah ada gitar semenjak gue SD, tetapi gue baru niat belajar maen gitar semenjak SMP, dan itu juga gak ada yang ngajar... belajar dari satu majalah musik 'Hot Chord' itu pun chord - chord gue bukan tabs yang aneh - aneh. Mulai menulis lagu semenjak SMA yang ikut andil dalam jalur INDIE band gue waktu SMA yang bernama Black Is Not Enemy (BINE). Route awal BINE ber genre POP Punk dan saya sebagai Vocal dan Rythm Guitar. Setelah gue pindah kota, gue memutuskan untuk hengkang. Singkatan BINE berubah menjadi BLASTMY, lalu genre pun berubah menjadi Post Hardcore. 
          
          Saat masuk Kuliah, gue mengikuti UKM musik di IPB yang bernama UKM MAX (Music Agricultural X-pression). Saya menemukan 3 orang gila yang sering disebut (bukan bernama) Oon tapi cowok, Van pantat, dan Reza putih mayat. Kami memutuskan membuat suatu band yang bernama Finding nadia? gue gak tau kenapa harus nadia? kenapa ga Finding Tuti, markonah, dan kawan - kawan. Gue juga kenapa harus cewek yang dicari? kenapa gak Finding Marwoto, Bambang, dan hewan - hewan *lho*. Yahhh what ever lah!!! Gue gak ikut andil dalam musyawarah tertinggi penarikan keputusan penamaan Finding Nadia. Gue juga ga tau Route genre music band ini apa... hehe... maklum saya bukan Front Man di sini. Pada awalnya gue nyaman dengan Band ini, karena tidak mematok tujuan yang sangat signifikan, di balik prioritas komitmen dan kesibukan saya di FDC (lihat penjelasan di next story ya). Kami pun terpecah... gue sendiri dengan kesibukan gue sebagai penyelam yang sibuknya segambreng alaium hombreng ini berakibat gue diasingkan di Finding Nadia. Gue juga kagak ikut MAX lagi. Temen - Temen personel lain pada selingkuh buat band lain... drummer gue denny juga udah lulus dan kerja di luar jawa... Gue semakin sibuk lalalala lililili ingin menguasai dunia. Respek kami terhadap band jadi terkesampingkan, walau gue juga kadang - kadang kangen bareng - bareng lagi kayak dulu *hiks*
            Kadang gue mengisi kekosongan bermusik ini dengan gitar - gitar sendirian, atau iseng iseng buat lagu... 3 lagu patah hati dan 1 lagu persahabatan.. Pengalaman gue sih buat lagu dari pengalaman sendiri sih itu lebih mudah disampaikan kepada pendengar daripada buat lagu yang sengaja dibuat - buat lucu, atau nge hits... Ngapain juga loe buat lagu ditinggal mati sama kekasih, tapi loe gak pernah ngerasain ditinggal mati sama pacar, useless banget. 
Perjalanan musik gak harus membuat band, mungkin gue lebih nyaman menuliskan cerita gue sendiri dalam suatu musik.. Tetapi suatu saat, gue akan merekamkan semuanya... sebagai kenang - kenangan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar